Pages

December 31, 2012

Most Anticipated Movies of 2013
















Tahun 2012 sudah berakhir begitu banyak berita menyenangkan tahun ini; Jokowi menang, Gangnam Style membahana, fenomena ciyus miapah, dan tentunya kiamat diundur. Di dunia perfilman pun tidak kalah menyenangkannya, film horror yang menjual nafsu sudah mulai berkurang dan tahun ini juga dijejali film-film yang berkualitas. Sebelum saya menulis feature Best Movies of 2012, ada baiknya saya menulis daftar film yang paling saya tunggu tahun 2013 nanti. Berikut Most Anticipated Movies of 2013! (diurutkan secara alfabetis)

December 28, 2012

Dredd 3D (2012)

Dredd sebuah film reboot dari versi lamanya tahun 1995 yang berjudul Judge Dredd dibintangi Sylvester Stallone. Dan sampai saya menulis review ini, saya belum pernah menonton versi tahun 1995-nya itu. Tapi menurut fakta yang beredar, versi pertamanya itu dicap gagal, baik dari segi pendapatan maupun dari segi kualitas tata produksinya. Dan sekarang tahun 2012 Dredd dibuat dengan embel-embel 3D.

Dredd yang bersetting di kota fiktif masa depan Mega-City One menceritakan tentang sebuah pekerjaan yang diberi nama Judge. Salah satu anggotanya adalah Dredd (Karl Urban). Sampai suatu hari Dredd mendapat tugas untuk membeir nilai kepada seorang rookie bernama Cassandra Anderson (Olivia Thirlby).  Ketika mereka sedang menyelidiki sebuah kasus kematian, mereka justru bertemu dengan masalah yang jauh lebih besar yaitu menghadapi produsen obat terlarang Madeline Madrigal a.k.a. Ma-Ma (Lena Headey). Tapi sebelum menghadapi bosnya, Dredd dan Anderson harus menghadapi anak buahnya terlebih dahulu sebelum mereka bertemu dengan bosnya dilantai 200.

Jika melihat plot ceritanya mungkin anda berpikir film ini menjiplak The Raid: Redemption. Tidak! Proses produksi Dredd malah jauh lebih dahulu dibanding The Raid memulai syuting. Lagipula Dredd adalah film yang diangkat dari komik dengan judul yang sama. Tapi entah kebetulan atau tidak, selain fakta bahwa ceritanya yang hampir mirip. Jika kita melihat dengan seksama kedua judul tersebut, Dredd dan The Raid, pelafalan katanya juga hampir mirip. Selain itu di beberapa adengan Dredd juga ada yang mirip sedikit mengingatkan saya dengan The Raid.

ParaNorman (2012)

Laika, sebuah rumah produksi yang pada tahun 2009 lalu merilis film pertama mereka berjudul Coraline yang disutradarai Henry Sellick, sebuah horror animasi yang berhasil masuk menjadi salah satu nominasi The Best Animated Feature diajang The 81st Annual Academy Awards. Dan kini tahun 2012 mereka kembali merilis film keduanya yang masih tetap dijalur sama yaitu animasi horror, ParaNorman.

ParaNorman mengisahkan tentang Norman seorang anak kecil yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Selain itu dia juga mempunyai beberapa perilaku aneh yang berkaitan dengan hantu seperti gemar menonton film horror, suka memajang poster menyeramkan dan barang-barang lainnya mengenai hantu. Sikapnya itupun lantas membuat orang disekitarnya mulai dari teman-temannya bahkan sampai keluarganya mencap dia sebagai anak yang aneh. Sampai pada suatu hari Norman diberi tugas oleh pamannya untuk menghentikan kutukan penyihir yang telah melegenda di kotanya.

Film yang disutradarai duet Sam Fell dan Chris Butler ini dibalut dengan visualsasi yang sangat cantik dan jalan ceritanya yang menarik, bagaimana duo sutradara ini yang berhasil membuat ceritanya begitu nyaman untuk diikuti setiap detiknya apalagi ditambah dengan komedi-komedinya yang beberapa dapat memancing gelak tawa saya dan mengangkat isu tentang bully. Karakter-karakter di film ini juga sangat memorable bagi saya dengan segala kekhasan karakternya masing-masing, Selain itu ParaNorman juga memiliki pesan moralnya yang mengena, seorang from nothing to something yang pada awalnya di pandang sebelah mata namun pada akhirnya menjadi seperti pahlawan.

December 24, 2012

Seven Something (2012)

GTH sebuah rumah produksi Thailand yang pada awalnya memproduksi film horror sukses macam dwilogi horror antologi 4bia dan Phobia 2. Lalu semakin kesini, GTH mulai didominasi genre romantic-comedy sebut saja beberapa judul seperti Hello Stranger, SuckSeed, dan ATM (Er Rak Error). Dan tahun 2012 ini mereka kembali menelurkan film bergenre sama dengan judul Seven Something.

Seven Something dibuat dalam rangka memperingati ulang tahun ke tujuh GTH. Seven Something menggunakan format film omnibus, yang terdiri dari tiga cerita cinta lintas usia yang berbeda dan juga digawangi tiga sutradara yang berbeda yaitu 14, 21/28 dan 42.195.

14, segmen pertama yang disutradarai Paween Parijtipanya ini bercerita tentang hubungan asmara sepasang remaja 14 tahun antara Puan (Jirayu La-ongmanee) dan Milk (Sutatta Udomsilp). Puan adalah seorang yang selalu ingin eksis di dunia maya sedangkan kekasihnya Milk justru sebaliknya. Puan yang selalu membawa kamera lalu merekam setiap momen asmara mereka, entah itu video ataupun foto dan dia selalu meng-upload-nya di internet. Akhirnya sampai pada suatu waktu, Puan dipertemukan pada sebuah masalah ketika Puan meng-upload video Milk bernyanyi di Youtube secara public. Tentu saja Milk marah, karena dia hanya ingin segala yang di share itu secara private saja. Hubungan mereka pun menjadi rumit. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka, berjalan dengan manis atau malah sebaliknya?

December 23, 2012

Sinister (2012)

Tahun 2012 ini tidak terlalu banyak saya menonton film horror. Dari beberapa film horror yang saya tonton tahun ini, cuma dua film yang paling berkesan yaitu The Cabin in The Woods dan V/H/S. Dan sekarang di penghujung tahun 2012 ini, saya kembali menonton film horror yang berjudul Sinister. So, apakah film ini mampu membuat saya terkesan.

Sinister mengisahkan tentang Ellison Oswart (Ethan Hawke) seorang penulis yang baru saja membeli rumah dan pindah bersama keluarganya. Di loteng rumah barunya tersebut, Ellison menemukan beberapa rekaman film yang berisi rekaman-rekaman pembunuhan yang sebelumnya pernah terjadi di rumah itu. Ellison pun mencari tahu kejadian-kejadian tersebut, tapi disaat dia melakukan penyelidikan itu, kejadian aneh pun menimpa dirinya dan anak-anaknya.

Hal yang paling membuat saya ingin menonton film ini adalah karena begitu banyaknya pencinta horror yang membicarakan film ini dan beberapa ada yang merespon positif, akhirnya dengan ekspektasi yang tinggi saya pun menontonnya. Teror rumah angker? Mungkin tema ini sudah sering anda temukan ratusan kali di film horror manapun, klise memang. Tapi siapa yang tidak mau merasakan ketegangannya meski sudah ditontoh ribuan kali di film horror lainnya.

Menurut saya salah satu kriteria film horror yang disebut bagus adalah yang bisa memberikan efek seram setelah menontonnya. Contohnya membuat kita tidak bisa tidur semalaman atau takut untuk kencing pergi ke toilet sendirian malam-malam. Lalu, apa yang saya rasakan setelah menonton Sinister? Jawabannya adalah biasa saja. Entah sekali lagi harus saya bilang apakah selera horror saya yang rendah atau entah apapun itu. Saya menulis review ini ya memang begitu adanya seperti apa yang saya rasakan.

December 19, 2012

I AM. (2012)


Entah angin apa yang membuat saya ingin menonton dan mereview film ini, yang pasti saya tau film ini dari teman saya lalu secara tidak langsung saya dipaksa untuk menonton film ini. Dan perlu saya beritahu, saya menonton film ini bukan sebagai seorang K-Poper, melainkan saya berdiri disini tetap sebagai seorang penikmat film.

I AM. yang berjudul panjang I AM. – SM Town Live World Tour in Madison Square Garden adalah sebuah film dokumenter tentang konser artis-artis naungan SM Entertainment di Madison Square Garden, New York serta rekaman-rekaman masa training, lalu debut, hingga mereka sukses sekarang. Mereka adalah Kangta, BoA, TVXQ, Super Junior, Girls’ Generation/SNSD, SHINee, f(x). Indonesia menjadi negara pertama yang merilis film ini yaitu pada tanggal 18-20 Mei 2012 lalu dan harga tiketnya adalah 150 ribu di Blitz Megaplex.

I AM. Dibalut dengan editing yang menarik. Di beberapa bagian yang diberi efek slowmotion. Menggabungkan beberapa rekaman video, cuplikan konser mereka yang diselingi wawancara lalu rekaman masa-masa training mereka sampai debut, hingga behind the scene konser tersebut. Video lama-lama mereka tersebut selalu di beri tanda D-? atau dalam istilah Indonesia H-?, maksudnya adalah video tersebut diambil beberapa hari sebelum mereka debut. Dan beberapa video lama tersebut juga ada yang terasa sangat personal. Momen yang paling menyentuh adalah ketika mereka debut. Karena hampir semua artis SM Entertainment bertahun-tahun berada di masa training. Melihat bagaimana personel SNSD menangis tentu sebuah momen yang unyu sekaligus mengharukan. Jujur, satu-satunya artis yang benar-benar ingin saya lihat di film ini hanyalah SNSD. Sisanya? Dan saya beruntung, karena SNSD lebih banyak terlihat disini. Ya, meskipun saya pikir sutradara Choi Jin-sung akan membagi porsi semua artisnya sama rata.

December 16, 2012

FISFiC 6 Vol. 1 (2011)

FISFiC (Fantastic Indonesian Short Film Festival) adalah sebuah kompetisi film pendek yang berkutat pada genre fantastic (horror, thriller, sci-fi, fantasy). Kompetisi ini diprakarsai oleh sineas berbakat Indonesia; Sheila Timothy, Joko Anwar, Gareth H. Evans, The Mo Brothers – Timo Tjahyanto & Kimo Stamboel, Rusly Edi dan Ekky Imanjaya. Tujuan dari proyek ini tentu untuk memajukan dunia perfilman Indonesia terutama untuk genre fantastic.

Dari sekitar 400 peserta, terpilih 25 kelompok untuk mengikuti workshop selama 2 hari. Lalu akhirnya terpilihlah 6 kelompok finalis, yang mana film pendek mereka akan di produseri LifeLike Pictures dan akan diputar di INAFFF 2011 (Indonesia International Fantastic Film Festival) serta dirilis dalam bentuk DVD oleh Jive Collection. Keenam film pendek itu adalah Mealtime, Rengasdengklok, Reckoning, Rumah Babi, Effect dan Taksi.

Mealtime mengisahkan tentang beberapa sipir dan narapidana di sebuah rumah tahanan terpencil yang berusaha mempertahankan hidup mereka, setelah diserang dan dibunuh satu persatu oleh makhluk misterius pemakan isi kepala manusia. Film pendek yang disutradarai Ian Salim ini seperti terkesan terburu-buru. Itu mungkin dikarenakan durasi yang singkat, kurangnya waktu untuk memaparkan mengapa itu terjadi? Akting yang cukup meyakinkan juga diperlihatkan setiap karakternya, terlebih lagi Abimana Arya, membawa penonton turut ikut serta merasakan misterinya plus ditemani scoring yang bagus. Sebagai film pembuka, saya rasa Mealtime lumayanlah sebagai pemanasan untuk film selanjutnya. Dan satu lagi, ketika anda teliti menyadari nama ketiga karakter utamanya, mungkin anda akan tertawa.

December 12, 2012

Mamá (2008)


Mamá bercerita tentang Victoria (Berta Ros) yang dibangunkan Lili (Victoria Harris) adiknya yang memberitahu dia bersikeras untuk meninggalkan rumah karena seseorang yang tidak diinginkan telah datang kembali, ya, itu mungkin adalah ibu mereka sendiri.

Film pendek ini memang bergenre horror. Tapi entah kenapa dalam durasi 2 menit 55 detik film ini saya tidak terlalu merasakan rasa ketakutannya. Beberapa detik saya memang sempat merasakan tegangnya, jantung saya berdetak cepat, tapi bukan karena sosok hantunya melainkan scoring music-nya. Tapi harus saya akui tampilan hantu di Mamá memang patut diacungi jempol, tata riasan dari hantunya memang tampak menyeramkan serta settingan rumahnya yang gelap. Tapi itu tidak cukup untuk membuat adrenalin saya begitu terpacu. Satu-satunya momen terseram di Mamá ketika si hantunya mengejar dua kakak-beradik tersebut. Ya mungkin film pendek yang rilis dua tahun silam ini akan terlihat sangat menyeramkan jika yang menontonnya adalah seorang anak kecil kemarin sore yang baru akil balig. Membuatnya tidak bisa tidur sendirian, paranoid setengah mati.

Dua artis junior di film ini bermain apik, mulai dari akting, ekspresi, mimik sampai dialog demi dialog yang mereka sampaikan di film ini semuanya tampak meyakinkan. Dan untuk anda yang tidak mengerti bahasa Spanyol, tenang saja, film ini langsung ada subtitle bahasa Inggris di videonya. Kabarnya film yang disutradarai Andres Muschietti ini akan ada film versi panjangnya tahun depan rilis tanggal 18 Januari 2013 dengan judulnya yang sama, sutradara yang sama dan kabarnya juga sutradara film Pan’s Labyrinth, Guillermo Del Toro turut ikut serta dalam pembuatan film ini. Saya sangat menunggu kedatangan film ini tahun depan. Okey, terlepas dari mungkin selera horror saya yang rendah atau apapun itu, saya tetap merekomendasikan film pendek ini bagi anda para gila horror yang ingin merasakan sensasi tegang dalam dosis kecil.

December 9, 2012

Diary of a Wimpy Kid: Dog Days (2012)


Setelah film Diary of a Wimpy Kid yang hadir dengan segala kejenakaan, kelucuan dan keserderhanaannya cukup sukses dua tahun yang lalu. Setahun berselang tahun 2011 menelurkan sequel keduanya Diary of Wimpy Kid: Rodrick Rules. Dan tahun ini mereka kembali mengeluarkan installment ketiganya yang berjudul Diary of a Wimpy Kid: Dog Days.

Diary of a Wimpy Kid: Dog Days bercerita tentang Greg (Zachary Gordon) yang berencana untuk menghabiskan masa liburan musim panasnya dengan bermain video game seharian. Tapi rencananya itu tidak berjalan sesuai rencana. Ayahnya, Frank (Steve Zahn) malah memasukkan dia ke Wilderness Explorers (semacam Pramuka gitu). Agar terhindar dari kegiatan tersebut Greg pun harus berbohong dengan ayahnya untuk ikut dengan Rowley (Robert Capron) ke Country Club. Dan disitulah liburan terbaik sepanjang masa Greg terjadi.

Film yang diadaptasi dari novel ketiga dan keempat dari Diary of a Wimpy Kid, The Last Straw dan Dog Days ini sebenarnya tidak ada yang baru dari segi ceritanya. Kisah sehari-hari bocah ingusan. Karakter-karakter yang masih sama, bedanya cuma sedikit tambahan beberapa karakter baru. Unsur komedi memang menjadi menu utama di film ini. Namun menjelang akhir semuanya berubah agak sedikit menyentuh namun juga tetap konyol. Apalagi saya dikejutkan dengan Rodrick (Devon Bostick) dengan bandnya Loded Diper menyanyikan lagu Baby-nya Justin Bieber secara rock, dan jujur itu cukup menghibur dan kocak. Lalu kita berbicara tentang departemen aktingnya. Zachary Gordon sebagai Greg seperti biasa tampil tidak natural dan over. Hal yang sama juga dilakukan artis-artis cilik lainnya.

December 3, 2012

Premium Rush (2012)


Hal yang membuat saya tertarik menonton film ini selain bahwa ceritanya yang unik adalah adanya Joseph Gordon-Levitt sebagai aktor utama di film ini, sudah terlalu sering saya melihat aktingnya sehingga sudah tidak diragukan lagi kualitasnya sebagai aktor papan atas yang tahun ini juga sedang naik daun, mulai dari 500 Days of Summer, Inception, 50/50, The Dark Knight Rises, hingga Lopper yang tanggal rilis tidak lama dengan Premium Rush.

Premium Rush bercerita tentang Wilee (Joseph Gordon-Levitt) seorang kurir sepeda yang suatu ketika menerima tugas untuk mengantarkan sebuah paket dari Nima (Jamie Chung) ke seorang bernama Sister Chen yang berada di China Town. Masalah mulai hadir ketika seorang polisi bernama Bobby Monday (Michael Shannon) datang dan meminta Wilee untuk menyerahkan paket yang dia bawa tersebut. Dalam usaha pengiriman paket tersebut dia dibantu Vanessa (Dania Ramirez) agar paket tersebut tidak direbut. Lantas apakah Wilee mampu menyelasaikan tugas tersebut atau sebaliknya?

Alur cerita dari Premium Rush sebenarnya sederhana saja mudah dipahami, tidak perlu sebuah pemikiran yang dalam untuk memahami setiap kedetilannya. Premium Rush tidak hanya berkisah tentang masalah paket itu saja, Premium Rush juga memiliki beberapa subplot, contohnya seperti cerita tentang cinta segitiga antara Wilee, Vanessa dan Manny (Wolé Parks). Namun, sebenarnya tanpa subplot itupun tidak masalah, toh tidak akan mengganggu alur cerita dan tidak terlalu berkesan juga. Justru subplot itu hanya membuat durasinya semakin panjang saja dan lalu ending film ini juga berakhir antiklimaks jauh dari ekspektasi saya sebelumnya. Terlepas dari kekurangan itu, satu hal yang suka dari Premium Rush adalah gaya penceritaanya yang ber-flashback, melompat-lompat dari satu waktu ke waktu yang lain secara dinamis. Selain itu ada satu hal yang sukai dari Premium Rush yaitu suguhan visualnya seperti penampilan rute jalan yang dikemas dengan kreatif, lalu pemunculan isi pikiran Wilee memprediksikan jalannya melewati kehiruk-pikukann kota New York agar terhindar tabrakan kendaraan lain yang juga dikemas tidak kalah menariknya.

December 2, 2012

Life of Pi (2012)


Novel karangan pengarang asal Kanada Yann Martel berlabel best seller, Life of Pi. Sejak saat itu mulai timbul anggapan skeptis bahwa mustahil menjadikan novel tersebut ke sebuah film. Sampai tercatat beberapa nama sutradara digadang-gadang menyutradarainya, hingga akhrnya kursi sutradara itu pun diambil Ang Lee, imajinasi terliarnya itupun direalisasikan dalam sebuah film adaptasi novel, Life of Pi.

Life of Pi bercerita tentang seorang bocah India bernama Piscine Molitor Patel (Suraj Sharma). Orangtuanya adalah pemilik kebun binatang, lalu pada suatu hari karena kebutuhan ekonomi mereka pindah ke Kanada sambil membawa binatang-binatang yang mereka punyai untuk dijual disana. Namun tragis, saat perjalanan menuju tempat tujuan kapal yang mereka tumpangi terhantam badai sehingga akhirnya hanya menyisakan Pi serta seekor zebra, hyena, orangutan dan harimau bernama Richard Parker. Dan, perjalanan diatas laut yang berbahaya pun dimulai.

Alur cerita Life of Pi sukup sederhana, malah cenderung mudah ditebak akhirnya. Karena kita pasti tahu apakah Pi akan selamat atau tidak, tidak masalah jika kita sudah mengetahui endingnya, tapi proses bagaimana Pi bertahan hidup itulah yang menarik untuk disimak. Dan justru ceritanya itulah yang menjadi senjata utama di film ini selain visualnya. Alurnya memang cukup lambat dan mungkin akan membosankan bagi beberapa orang, untungnya saya tidak. Ceritanya yang ditunjang dengan aspek lainnya yang juga sama bagusnya. Akting si pemeran utamanya yang bagus meski masih baru dalam dunia perfilman. Spesial efek visual yang megah ditambah dengan sinematografi dan tata suara yang semuanya sukses menambah kenikmatan menontonnya.

December 1, 2012

Wreck-It Ralph (2012)


Apa jadinya jika anda seorang yang gemar main video game dan juga gemar menonton film? Dan suatu saat dipertemukan dengan sebuah film yang menceritakan seputar game. Saya yakin itu sangat menyenangkan bagai mimpi basah. Mungkin itu yang anda rasakan saat menonton film yang akan saya review kali ini, Wreck-It Ralph.

Mengisahkan tentang Wreck-It Ralph (John C. Reilly) seorang karakter antagonis di sebuah video game. Sedangkan karakter protaginisnya adalah Fix-It Felix (Jack McBrayer). Yang mana di game tersebut tugas Ralph adalah menghancurkan bangunan, lalu Felix bertugas untuk menyusunnya. Dan setiap Felix menang dari Ralph, dia selalu mendapat medali. Ralph pun jenuh, dia diam-diam menyelinap ke video game lain agar mendapat pengakuan. Tentu dengan tidak adanya Ralph di game terdahulu dengan adanya Ralph di game barunya itu membuat struktur menjadi kacau. Lantas, bagaimana kisah selanjutnya dari Ralph?

Wreck-It Ralph dibuka dengan film pendek berjudul Paperman sutradara John Kahrs berdurasi 7 menit dengan balutan hitam putih, bercerita tentang pria pekerja kantoran yang melempar pesawat kertas ke wanita yang dia inginkan, dia berusaha agar pesawat itu samapi ke wanita. Oke kembali ke Wreck-It Ralph. Alur cerita sederhana yang belum pernah saya temui di film manapun, sedikit mengingatkan saya dengan Toy Story. Jika Toy Story mengisahkan mainan-mainan yang mempunyai kehidupan sendiri, kalau Wreck-It Ralph para karakter-karakter game. Jempol untuk Paul Johnston dan Jennifer Lee sang penulis naskahnya. Walt Disney yang sekali lagi mengangkat tema persahabatan dengan dialog-dialog cerdas yang pada akhirnya mampu menyentuh hati membuat penonton meronta-ronta melihatnya, menyampaikan pesan moral tanpa harus terlalu menggurui. Diisi jajaran pengisi suara handal macam John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer, dan Jane Lynch. Dengan suara-suara mereka yang berhasil manghidupkan setiap karakter yang mereka perankan.

November 29, 2012

The Thieves (2012)


Hal pertama yang membuat saya ingin menonton film ini adalah ketika saya mengetahui bahwa The Thieves is the second highest grossing movie in Korean film history dengan admissions 12,982,148 dibawah peringkat pertama The Host. Saya pun langsung mencari film ini lalu menontonnya dan saya puas.

The Thieves a.k.a. Dodukdeul bercerita tentang geng pencuri professional dari Korea yang dipimpin Popeye (Lee Jung-jae) terdiri dari Chewing Gum (Kim Hae-sook), Anycall (Jeon Ji-hyun), Jampano (Kim Soo-hyun) dan Pepsi (Kim Hye-soo) lalu mereka bergabung dengan geng pencuri dari Hong Kong, Chen (Simon Yam), Julie (Angelica Lee) dan Johnny (Derek Tsang) mereka semua nantinya akan dikomandani oleh Macau Park (Kim Yoon-seok) untuk melakukan sebuah aksi pencurian berlian bernilai 30 juta dolar.

Dibuka dengan opening yang belum-belum apa-apa sudah langsung membuat saya senang terkesima melihat bagaimana cerdasnya aksi pencurian barang di awal film. Lalu berlanjut dengan tahap pembentukan kelompok dan perencanaan. Setelah itu sebuah pencurian professional pun dimulai. The Thieves tidak hanya berbicara tentang pencurian semata, tapi The Thieves juga punya pengembangan plotnya. Mulai dari romansa yang terjalin antar para karakternya serta intrik-intrik lainnya sampai aksi penghianatan yang benar-benar membuat ceritanya semakin menarik. Tapi justru pengembangan plot itu membuat cerita menjadi sedikit berbelit-belit sehingga berimbas kepada penyelasaian ending-nya yang memakan durasi panjang sampai dua jam lebih. Untungnya segala kekurangan tersebut sirna seketika melihat aksi baku tembaknya yang menghibur plus selipan bumbu komedi yang dimanfaatkan dengan baik. Ditambah lagi hal-hal teknis seperti sinematografi dan scoring music-nya yang semuanya disuguhkan dengan sangat apik.

November 25, 2012

Moonrise Kingdom (2012)


Sebenarnya sebelum saya menonton Moonrise Kingdom, saya hanya berpandang sebelah mata terhadap film ini. Jika melihat judul dan posternya entah kenapa saya pikir film ini penuh aroma membosankan. Tapi setelah membaca review-nya sana-sini, ternyata kebanyakan responnya adalah positif dan digadang-gadang sebagai salah satu calon film terbaik tahun ini. Akhirnya dengan ekspektasi yang tinggi, saya pun menontonnya, dan harus diakui saya puas.

Moonrise Kingdom ber-setting tahun 60an disebuah pulau bernama New Penzance. Berkisah tentang sebuah perkemahan mirip Pramuka yang menghabiskan musim panas dengan berkemah bernama Khaki Scout. Suatu hari seisi pulau digegerkan dengan hilangnya salah satu anggota mereka Sam Shakusky (Jared Gilman) seorang bocah 12 tahun. Ternyata Sam sudah merencanakan usaha pelarian dirinya itu bersama Suzy Bishop (Kara Hayward) seorang gadis yang ia temui beberapa waktu lalu. Keluarga dan orang-orang setempat pun kepanikan mencari mereka. Jadi apakah Sam dan Suzy ditemukan kembali atau malah sebaliknya?

Dibuka dengan pengenalan keluarga Suzy yang dibalut dengan sinematografi yang aduhai nan artistik, berlanjut narasi dari Bob Balaban yang dengan santainya menjelaskan geografis New Penzance. Diisi dengan jajaran cast top macam Bruce Willis, Edward Norton, Bill Murray, Tilda Swinton, Frances McDormand, dan Harvey Keitel. Tapi sebenarnya bukan mereka yang menjadi pusat perhatian disini, justru debut dua artis cilik Jared Gilman dan Kara Hayward-lah menjadi titik perhatian di film ini. Saya sendiri sebenarnya belum pernah sama sekali menonton filmnya Wes Anderson, dan jika melihat bagaimana suguhan di Moonrise Kingdom, sudah cukup menggambarkan kecerdasan Wes dalam menyutradarai dan meracik film.

November 15, 2012

Grave Torture (2012)


Anda tahu dengan film Janji Joni, Kala, Pintu Terakhir, dan Modus Anomali. Dan anda tahu siapa dalang dibalik semua itu, ya, si sutradara berbakat Joko Anwar. Sekarang dia kembali membuat ulah dengan film barunya, lebih tepatnya sebuah film pendek horror. Film pendek itu berjudul Grave Torture.

Grave Torture a.k.a. Siksa Kubur berkisah tentang seorang anak kecil yang masuk ke peti mati ayahnya karena rindu. Lalu secara tidak sengaja dia terkubur hidup-hidup bersama dengan jasad ayahnya. Ayahnya adalah seorang pembunuh berantai semasa hidupnya. Didalam peti mati itu dia melihat ayahnya disiksa atas kejahatan yang dilakukannya selama ini.

Grave Torture sendiri sebenarnya adalah salah satu dari proyek anthology horror Silent Terror yang dibuat untuk menyambut Halloween. Akan ada 4 sutradara berbakat dari Asia yang akan membuat 4 film pendek untuk proyek Silent Terror ini. Mereka adalah Woo Ming-Jin (Malaysia) The Double, Noburu Iguchi (Jepang) Bad Butt, Erik Matti (Filipina) Vesuvius, dan Joko Anwar (Indonesia) Grave Torture. Dan saya sudah menonton keempat film pendek itu, harus saya akui Grave Torture memang lebih menyeramkan dibanding tiga film lainnya. Silent Terror yang diproduseri Justin Lin ini nantinya akan dirilis di channel Youtube YOMYOMF pada bulan Oktober setiap minggu pada hari Jumat tahun ini.

November 14, 2012

Ted (2012)


Ted, jika melihat poster dan judulnya mungkin akan terlihat seperti sebuah film bocah biasa atau film keluarga hangat. Jika anda berpikiran seperti itu, cepat hilangkan pikiran tersebut sebelum anda benar-benar tertipu dan terkejut setelah apa yang dihadirkan di Ted.

Ted berkisah mengenai seorang bocah kesepian bernama John Bennett (Bretton Manley) yang dikucilkan dari temannya. Pada saat Hari Natal Bennett diberikan orang tuanya hadiah sebuah boneka beruang lalu dia berharap agar boneka beruang itu bisa memiliki kemampuan berkomunikasi dan hidup layaknya manusia biasa agar dirinya memiliki seorang teman. Harapannya pun terkabul lalu boneka itu ia beri nama Ted. Mereka berdua pun menjadi sahabat. Dua puluh tujuh tahun kemudian John Bennett (Mark Wahlberg) sudah berusia 35 tahun dan sudah mempunyai seorang pacar yang cantik yaitu Lori (Milla Kunis). Singkat cerita, karena suatu hal John dipertemukan pada sebuah masalah yang mana dia harus memilih Ted atau kekasihnya Lori.

Ted sendiri sebenarnya tidak menawarkan kisah baru, klise, tetapi siapa sih yang tidak suka melihat sebuah film komedi selama digarap dengan baik dan tidak biasa. Ini berkisah tentang dua orang sahabat lalu dipertemukan pada sebuah pilihan, lebih memilih sahabat atau kekasihnya. Ted dibuka dengan narasi yang disuarakan Patrick Stewart, lalu berlanjut dengan kisah persahatan pahit-manisnya Ted dan John. Chemistry yang baik terjalin antara si boneka beruang dan si manusianya. Selain itu akting Mark Wahlberg dan Milla Kunis juga cukup baik disini. Selama 106 menit kita akan dihibur dengan humor-humor satir, kasar, vulgar, cerdas dan berkelas yang mampu memancing tawa kita. Ditambah lagi comeo-comeo yang kedatangannya kadang tidak kita duga.

November 13, 2012

Snip (2008)


Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih buat bro Rangga Adithia dari raditherapy.com yang telah membuat feature HorrorTherapy: 10 Film Pendek Terhoror dan Terngehe! Kenapa? Karena jika tidak, mungkin saya tidak akan mengetahuinya. Dan dari kesepuluh film pendek itu ada satu yang menarik perhatian saya untuk membuat reviewnya. Film pendek itu adalah Snip.

Snip menceritakan seorang pria yang sedang menyaksikan tayangan televisi, tapi dia bosan melihat tayangan yang hanya itu-itu saja. Akhirnya dia pun memutuskan untuk merekam dan menonton dirinya sendiri melakukan sebuah adegan yang tidak wajar. Saya tidak akan beritahu adegan apa itu. Yang pasti adegan itu akan membuat bulu kuduk anda berdiri, ngilu setengah mati, mengerutkan kening kita dan berkata “Ni orang ga ada kerjaan ya, gila, fuck!!” atau bahkan bisa membuat anda muntah. Jadi untuk kamu yang tidak biasa menonton gore movie sebaiknya jangan menyaksikan film pendek ini. Dan perhatian untuk para orang tua, bisa jadi Snip adalah sebuah teguran keras untuk para orang tua supaya lebih mengawasi tayangan televisi putra-putrinya.

“Snip” adalah film pendek tersakit yang pernah saya tonton, film yang bikin seri-seri “SAW” ataupun “Hostel” jadi akan terlihat seperti film kartun Nickelodeon – Rangga Adithia. Ya, saya setuju dengan komentar itu. Bagaimana tidak? Adegan kekerasan di film pendek ini di-shoot dengan kedetilan yang semuanya tampak realistis, seperti tampilan darah dan dagingnya. Film yang disutradarai Julien Zenier dari Spanyol ini dalam durasi 11 menit 23 detiknya berjalan tanpa dialog ditambah dengan akting yang juga lumayan meyakinkan oleh si pemeran utamanya, Zoe Berriatúa. Ya sekali lagi harus saya pertegas, Snip adalah film pendek terbangsat yang pernah saya tonton. Snip adalah sebuah pengalaman berbeda menikmati sebuah gore movie. Fuck!

November 9, 2012

Sunny (2011)


Masih lekat diingatan saya bagaimana debut sutradara Kang Hyeong-cheol, sukses menyihir saya dan jutaan penonton lainnya lewat film romantic comedy keluarga berjudul Speedy Scandal 2008 silam. Dalam debut pertamanya itu dia berhasil membawa Speedy Scandal bertengger di posisi 9 dalam top 15 highest grossing Korean films. Lalu 3 tahun kemudian, tahun 2011 dia menyutradarai film keduanya berjudul Sunny film tentang persahabatan remaja manis, dan dia juga berhasil membawa Sunny masuk dalam top 15 highest grossing Korean films pada posisi 14.

Sunny bercerita tentang pertemuan Im Na-mi (Yoo Ho-jeong) dan Ha Chun-hwa (Jin Hee-kyung) di sebuah rumah sakit setelah 25 tahun lamanya berpisah. Ha Chun-hwa mengidap kanker dan usianya diperkirakan tidak akan lama lagi. Ha Chun-hwa pun meminta satu permintaan terakhirnya sebelum meninggal dunia kepada Im Na-mi, yaitu bertemu dengan semua anggota Sunny. Di saat pencarian Im Na-mi menemukan anggota Sunny yang lain, dia mengenang kembali suka-duka Sunny ketika remaja dulu. Im Na-mi remaja (Shim Eun-kyung) yang dulunya seorang siswi pindahan dari daerah pedesaan Korea sampai dia diterima menjadi anggota Sunny, diketuai Ha Chun-hwa (Kang So-ra) ada pula Kim Jang-mi (Kim Min-young), Hwang Jin-hee (Park Jin-hoo), Seo Geum-ok (Nam Bo-ra), Ryu Bok-hee (Kim Bo-mi), dan Jung Su-ji (Min Hyo-rin). Jadi, berhasilkan Im Na-mi mengumpulkan Sunny untuk mengabulkan permintaan terakhir sahabatnya itu?

Selain tentang drama persahabatan, di Sunny juga terdapat beberapa unsur komedi menyegarkan, berkelas dan tidak pasaran yang dapat memancing tawa. Lalu ada juga unsur romansa yang untungnya tidak kelewat batas mengganggu tema persahabatannya. Ya seperti kebanyakan film drama Korea lainnya, menjelang akhir film Sunny berubah agak mengharu biru dan dipenuhi dengan problematika remaja, baik dari internal maupun eksternal. Mulai dari cinta segitiga antara Na-mi, Su-ji  dan teman kakak Jang-mi. Lalu permasalahan dengan teman sekelas mereka Sang-mi (Cheon Woo-hee). Sampai sebuah kejadian menimpa Su-ji dan membuat Sunny menjadi terpecah memisahkan mereka semua.

November 7, 2012

2 Coelhos (2012)

Dulu pas pertama kali saya buat blog ini, saya pikir review-review film yang akan saya tulis kalo nggak film Hollywood, Eropa atau film Asia kaya Jepang, Thailand, Korea sama Indonesia. Dan sepertinya akan jarang nge-review dari negara lain. Sampai suatu hari disalah satu situs review film ternama saya mendapat rekomendasi film dari negara Brazil yaitu 2 Coelhos. Saya pun langsung mencari film ini lalu menontonnya dan saya puas. Bisa dibilang 2 Coelhos adalah film Brazil pertama yang saya tonton. Mungkin tinggal menunggu waktu saja, saya mulai rajin menonton film Brazil, sudah ada beberapa judul film Brazil yang menjadi incaran saya selanjutnya.

2 Coelhos a.k.a. Two Rabbits berkisah tentang Edgar (Fernando Alves Pinto) yang sedang merencanakan perampokan dengan menyuruh perampok bernama Velinha (Thaíde) dari seorang gangster yang bernama Maicon (Marat Descartes), selain itu ada juga seorang jaksa cantik bernama Julia (Alessandra Negrini) dan seorang pria bernama Walter (Caco Ciocler) yang membantu rencana Edgar. Mungkin itu saja sinopsis singkat dari saya, saya pun sebenarnya bingung mau menulisnya bagaiamana.

Dibuka dengan adegan seorang wanita berjalan dengan anaknya kemudian tiba-tiba muncul sebuah mobil yang menabrak mereka, belum apa-apa 2 Coelhos sudah langsung membuat saya tegang juga menyenangkan dengan opening-nya, ditambah dengan lantunan lagu 30 Second to Mars - Kings and Queen. Itulah sebenarnya awal dari kisah film ini yang nantinya akan terjawab di akhir film. Dilanjutkan dengan sebuah narasi tentang kehidupan Edgar. Kemudian narasi yang disuarakannya berlanjut memperkenalkan satu per satu karakter lain.

October 27, 2012

Crazy Little Thing Called Love (2010)


Masa SMA adalah masa yang paling indah dalam hidup kita, dan tidak akan terlupakan sepanjang hidup kita. Yang mana pada masa itu adalah masa pencarian jati diri, masa peralihan remaja menuju dewasa, masa dimana kita mulai menyukai lawan jenis. Ya semua hal itu karena disebabkan oleh satu hal yang disebut dengan C I N T A. Mungkin highlight seperti itulah yang coba ditawarkan film Thailand yang akan saya review kali ini, Crazy Little Thing Called Love.

Crazy Little Thing Called Love yang mempunyai judul lain First Love: A Little Thing Called Love atau dalam bahasa Thailand Sing lek lek thi riak wa... rak bercerita tentang Nam (Pimchanok Luevisadpaibul) seorang wanita jelek, hitam, culun dan dekil yang diam-diam menyukai seniornya, Shone (Mario Maurer) seorang pria yang berparas tampan incaran semua wanita. Lalu dengan bantuan teman-temannya, dan sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria. Maka Nam pun melalui segala cara untuk mendapatkan pria idamannya, termasuk mengubah penampilannya. Alhasil Nam pun akhirnya menjadi wanita yang sangat cantik. Tapi dengan segala perubahan terhadap dirinya, justru teman dekat Shone lah yang menaruh hati terhadap Nam. Dan ironis ternyata Shone telah mempunyai seorang pacar. Cinta segitiga pun tak terelakkan, jadi apakah dengan segala perjuangan Nam selama ini dia mampu menaklukkan hati Shone?

Klise memang plot ceritanya, sudah sering kita temukan dari kebanyakan film bertema serupa. Sama klisenya dengan pengalaman semua orang ketika sedang merasakan jatuh cinta. Tapi justru keklisean ceritanya itulah yang menjadi keunggulan dari film ini. Membuatnya begitu dekat dengan penontonnya. Apalagi budaya dan kebiasaan di Thailand itu beda-beda tipis dengan di Indonesia, menjadikannya sangat familiar. Selain cerita tentang Nam dan Shone tadi, ada juga cerita tentang gurunya Nam yaitu Inn (Sudarat Budtporm) yang menyukai guru Nam lainnya, plot ini juga tidak kalah menariknya untuk disimak. Film besutan duet sutradara Puttiphong Pormsaka Na-Sakonnakorn dan Wasin Pokpong ini pada paruh pertamanya memang dipenuhi dengan hal-hal yang menyenangkan namun pada saat menjelang akhir semua berubah agak sedikit mendrama, seperti konfilk Nam dengan temannya dan kegalauan Nam terhadap Shone.

October 16, 2012

V/H/S (2012)


Antologi dan mockumentary horror, apa jadinya jika kedua sub-genre horror tersebut digabungkan? Mungkin pertanyaan tersebut akan terjawab jika anda menonton film yang akan saya review kali ini, V/H/S. Mockumentary horror, sub-genre yang satu ini memang sedang digandrungi para sineas dunia. Saya memang bukan penggemar fanatik film horror, tapi saya selalu ada perhatian khusus untuk sub-genre yang satu ini. Sebut saja Paranormal Activity dan [REC], dua film itu adalah favorit saya di genre mocku-horror.

Jadi V/H/S sama saja seperti mockumentary horror yang lain; found footage, budget rendah, jajaran cast yang tidak dikenal. Jadi yang membedakannya adalah film ini dibalut dengan antologi atau omnibus. Yaitu dalam satu film ada banyak cerita. Juga yang perlu diperhatikan dari V/H/S adalah seperti kebanyakan film mockumentary lainnya yaitu penggunaan shaky camera-nya yang kadang bagi sebagian orang akan pusing melihatnya. Pengambilan gambarnya yang bergoyang itu mungkin sangat mengganggu. Di V/H/S juga sarat dengan unsur erotika dan tingkat kesadisan gore-nya yang diambang batas kewajaran. Lalu seperti biasa, setiap film omnibus memiliki segmen-segmennya. Nah di V/H/S ada 6 segmen yaitu Tape 56, Amateur Night, Second Honeymoon, Tuesday the 17th, The Sick Thing That Happened to Emily When She Was Younger dan 10/31/98.

Tape 56, segmen pertama atau plot utama dari film ini, menceritakan sekelompok remaja yang disuruh orang tak dikenal untuk mengambil beberapa kaset VHS dari sebuah rumah yang tampaknya kosong. Sesampainya dirumah itu mereka menemukan mayat seorang pria di depan televisi yang terbujur kaku dan tentunya tumpukan kaset yang banyak. Mereka pun memutuskan untuk menonton beberapa kaset yang tentunya kita juga akan ikut menontonnya bersama mereka. Cerita Tape 56 masih akan berlanjut di sela-sela segmen lainnya berakhir. Cerita utama dari film ini, Tape 56 disutradarai oleh Adam Wingard. Kesan yang pertama kali terpintas dipikiran saya adalah “kenapa kualitas gambarnya buruk” padahal saya mendownloadnya sudah kualitas bagus. Eh ternyata, konsep dari segmen ini memang dibikin seperti rekaman kaset VHS.

October 6, 2012

Jackass 3D (2010)


Jackass berisikan sekumpulan orang bangsat tak takut mati yaitu Johnny Knoxville, Bam Margera, Steve-O, Ryan Dunn, Wee Man, Preston Lacy, Chris Pontius, Danger Ehren, dan Dave England. Mereka senang sekali mempermainkan nyawa mereka hanya untuk membuat orang tertawa. Pada awalnya Jackass merupakan serial TV yang muncul di MTV sekitar tahun 2000 sampai 2001, kemudian muncul Jackass The Movie dan Jackass Number Two dalam bentuk layar lebar. Dan sekarang Jackass 3D.

Jackass 3D tetap sama dengan film terdahulunya, tidak ada plot atau script, orangnya tetap sama, masih bertingkah gila. Lalu apa yang berbeda dari film Jackass kali ini. Jika melihat embel-embel 3D yang dipajang dijudulnya itu mungkin kalian sudah mengetahuinya. Ya film Jackass ini disajikan dalam format 3D. Murni menggunakan kamera 3D, tidak dari hasil konversi. Namun karena saya hanya menontonnya lewat layar laptop saja, jadi tidak bisa merasakan sensasi 3D-nya. Sangat disayangkan jika tidak menontonnya dalam bentuk 3D.

Jackass 3D dibuka dengan Beavis dan Butt-Head yang memperkenalkan format 3D yang dipakai di film ini. Lalu berlanjut dengan opening yang menampilkan para anggota Jackass. Di opening mereka mempertunjukan setiap anggotanya di hantam dengan berbagai macam benda dengan efek super slowmotion keren dan efek 3D yang memanjakan mata. Opening-nya di-shoot dengan kamera phantom yang mampu menangkap 1000 frame/detik. Setelah itu barulah serangkaian aksi gila bin bangsat nan sinting mulai bertaburan.

October 3, 2012

Republik Twitter (2012)


Sebagai seorang movie-blogger Indonesia, aneh rasanya jika saya tidak pernah mereview film Indonesia. Nah kali ini saya akan mencoba mereview film dari negeri sendiri. Film yang akan saya review kali ini adalah Republik Twitter.

Jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan social network menjadi suatu tren dimasa kini. Hampir setiap orang setidaknya memiliki satu akun jejaring sosial. Bahkan saya saja pernah mencoba beberapa jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, Twitter, Google+, dan masih banyak lagi. Dan tentu tujuan setiap orang memiliki jejaring sosial berbeda-beda seperti, mencari teman, bisnis, ajang promosi, atau bahkan mencari jodoh. Layaknya seperti sebuah koin yang mempunyai dua sisi berbeda, ada beberapa pihak yang menyalahgunakan jejaring sosial sesuai kodratnya seperti sebagai ajang saling menghina yang kadang berbau sara. Lalu apa hubungannya ulasan saya diatas dengan film yang akan saya review kali ini. Seperti yang terlihat dijudulnya Republik Twitter, film ini akan banyak sekali membahas soal Twitter.

Republik Twitter mempunyai dua plot cerita tentang percintaan dan politik. Republik Twitter berpusat pada Sukmo (Abimana Arya) dan Hanum (Laura Basuki). Sukmo datang dari Jogja ke Jakarta berniat menemui Hanum gadis yang ia kenal lewat Twitter. Dengan dibantu temannya Andre (Ben Kasyapani) akhirnya Sukmo pergi ke Jakarta menemui Hanum, namun saat mereka sudah hampir bertemu, tiba-tiba Sukmo menjadi minder dan mengurungkan niatnya. Lalu Sukmo bekerja dengan Belo (Edi Oglek) disuatu warnet sebagai seorang buzzer yang menjadikan orang penting jadi trending topic di Twitter atau dengan kata lain disebut pencitraan di Twitter. Sampai pada suatu waktu ia membantu Hanum yang berniat membuat artikel dari kantornya yang berhubungan dengan kampanye politik lewat Twitter. Dan akhirnya pada saat dua plot ini saling bertemu masalahnya pun menjadi semakin rumit.

September 29, 2012

Doomsday Book (2012)


Selain Thailand dan Jepang, film-film Korea juga memang salah satu alternatif bagi saya jika saya sudah bosan melihat akting orang-orang bule. Dan dari sekian banyak film Korea yang saya tonton, kesemua film itu selalu bergenre komedi, romantis atau drama. Saya sangat jarang menonton film Korea diluar genre tersebut. Nah kali ini saya mencoba membuka jalan untuk genre baru film Korea untuk saya.

Film Korea yang akan saya review kali ini bergenre sci-fi anthology, yaitu Doomsday Book. Anthology? Apaan tuh? Oke buat anda yang baru keluar dari gua, saya kasih tau deh. Antologi atau omnibus adalah film yang terdiri dari kumpulan beberapa cerita atau film pendek dalam satu buah film panjang. Jadi dalam satu film itu ada lebih dari satu cerita. Nah di Doomsday Book terdiri dari tiga cerita yaitu Brave New World, Heavenly Creature dan Happy Birthday.

Brave New World, segmen pertama yang disutradarai oleh Yim Pil-sung ini bercerita tentang seorang peneliti bernama Yoon Seok-woo (Ryu Seung-beom) yang tinggal sendirian dirumah karena ditinggal keluarganya liburan. Dirumahnya dia harus membersihkan sampah-sampah yang ada, sampai akhirnya dia menemukan apel busuk diantara sampah yang berserakan, yang ternyata apel tersebut adalah membawa virus zombie. Singkat cerita karena suatu hal seluruh manusia dikota itu menjadi zombie, termasuk dia. Untuk cerita lebih lanjut, silahkan anda tonton sendiri filmnya.

September 26, 2012

The Hunger Games (2012)


Kesuksesan Battle Royale tahun 2000 yang lalu menyebabkan para pembuat film mengikuti resepnya. Sekelompok orang ditempatkan di sebuah pulau terpencil untuk saling membunuh agar bisa menjadi pemenang. Dan sekarang tahun 2012 muncul sebuah film dengan tema serupa, yaitu The Hunger Games. The Hunger Games tidak serta-merta menjiplak Battle Royale, film ini adalah cerita original yang diangkat dari novel.

The Hunger Games adalah film yang diadaptasi dari novel (seperti Harry Potter, Twilight) karangan Suzanne Collins. Bercerita tentang sebuah negara yang bernama Panem. Negara ini dibagi menjadi 13 distrik, dan suatu hari sampai ketiga belas distrik tersebut melakukan perlawanan untuk menggulingkan kekuasaan otoriter  yang menyebabkan kehancuran dimana-mana dan berujung pada hancurnya distrik 13. Dan sebagai bentuk hukumannya, 12 distrik yang tersisa tiap tahunnya harus mengirimkan sepasang laki-laki dan perempuan berusia 12-18 tahun untuk ikut serta dalam acara tahunan The Hunger Games dimana 24 wakil dari masing-masing distrik harus bertarung dan harus saling membunuh hingga akhirnya menyisakan satu orang pemenang. Hingga akhirnya sampailah pada hajatan The Hunger Games yang ke-74, yang mana diceritakan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark (Josh Hutcherson) yang mewakili distrik 12. Akhirnya mereka pun berangkat ke The Hunger Games untuk bertarung sampai mati melawan 22 peserta lain.

September 20, 2012

Zombieland (2009)


Saya bukanlah penggemar berat film-film horror, tetapi saya selalu ada perhatian lebih untuk sub-genre horror yang satu ini yaitu zombie. Apalagi film ini juga dibalut dengan komedi yang notabene adalah genre favorit saya. Bicara tentang film zombie, jangan kira film yang saya review kali ini adalah film zombie yang seperti [REC] ataupun 28 Days Later. Melainkan Zombieland adalah sebuah film zombie-comedy yang sangat menyenangkan.

Zombieland berkisah tentang bagaimana populasi manusia yang terjangkit sebuah virus yang mengubah manusia menjadi zombie. Columbus (Jesse Eisenberg) seorang mahasiswa University of Texas, selamat dari wabah virus tersebut. Columbus ingin pulang ke tempat asalnya yaitu di Ohio, ia berharap sang ayah dan ibunya selamat dari wabah virus tersebut. Dalam hal keadaan berjaga-jaga, Columbus memiliki beberapa aturan yang harus dijalaninya untuk menghindari ancaman zombie, ketika di dalam perjalanannya ia bertemu dengan orang lain yang juga selamat dan memberikan tumpangan kepadanya, Tallahasse (Woody Harelsson). Tidak hanya Tallahasse, Columbus juga bertemu dengan kakak beradik, Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin). Mereka memiliki tujuan perjalanan yang berbeda, kakak beradik Wichita dan Little Rock ingin pergi ke tempat bermain yang menurut mereka tidak akan dikunjungi oleh zombie. Sedangkan Tallahasse dan Columbus mengikuti kakak beradik tersebut karena kendaraan mereka diambil alih oleh mereka. Akankan mereka berempat selamat dari ancaman zombie? Silahkan anda tonton sendiri filmnya.

September 16, 2012

Mubi.com (Social Media untuk Pecinta Film)



Mubi is an online cinema and community for people who love film

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih buat bro Janitra dari Romantic | Superhero, yang sudah membuat feature tentang Social Media untuk Pecinta Film. Karena berkat dialah saya jadi mengetahui Mubi. Akhirnya empat hari yang lalu saya membuat akun di Mubi dan harus saya akui saya puas dengan sosial media yang satu ini.

September 11, 2012

Superbad (2007)


Ah, lama juga rasanya saya tidak menulis review lagi, kangen nulis review. Beberapa minggu belakangan ini saya memang disibukkan dengan aktifitas perkuliahan yang sangat padat dan melelahkan. Ok by the way, anda boleh bilang saya basi, film keluaran tahun 2007 tapi saya baru mereviewnya tahun 2012. Tapi tidak apa-apa. Jadi apa yang membuat saya ingin mereviewnya? Silahkan baca review ini.

Film ini bercerita tentang tiga orang sahabat yaitu Seth (Jonah Hill), Evan (Michael Cera) dan Fogell a.k.a. McLovin (Christopher Mintz-Plasse) diakhir masa SMA mereka. Mereka bertiga adalah tipikal pelajar remaja yang sayangnya tidak popular dan masih galau dengan keperjakaan mereka. Dan singkat cerita mereka diminta oleh wanita idaman mereka untuk membawakan minuman keras ke sebuah pesta. Namun perjalanan mereka untuk mendapatkan minuman keras tidaklah semudah yang diinginkan, mereka harus memiliki KTP terlebih dahulu jika ingin memebeli minuman keras. Dan untungnya Fogell mempunyai KTP palsu. Nah disinilah perjalanannya dimulai, mereka akan menemui berbagai macam masalah-masalah seperti bertemu dengan dua orang polisi konyol.

Tipikal jalan cerita yang tidak terlalu special menurut saya, sudah begitu banyak film remaja yang mengambil tema-tema serupa. Jadi apa yang membuat saya ingin mereview dan menyukai film ini? Genre film ini adalah komedi yang notabene salah satu genre favorit saya. Film ini banyak sekali menghadirkan naskah-naskah komedi berkualitas yang tidak pasaran dan dengan segala kalimat-kalimat sumpah serapahnya. Salah satu scene yang paling membuat saya ketawa adalah pada saat Fogell menunjukan KTP palsunya kepada Seth dan Evan dan terjadilah dialog-dialog kocak, sumpah saat scene itu saya sampai tertawa terbahak-bahak. Film ini memang didominasi oleh komedi, namun menjelang akhir film perlahan-lahan berubah agak sedikit drama yang untungnya tidak pernah berkembang menjadi kelewat dominan.

September 1, 2012

The Cabin in the Woods (2012)


Sebagai salah satu most anticipated movie of the year, The Cabin in the Woods tentu sangat ditunggu oleh pengila horror. Bagaimana tidak? Film ini sebenarnya sudah selesai  Mei 2009 dan dijadwalkan rilis Februari 2010. Tapi karena suatu hal, jadwal tersebut pun dibatalkan dan terus mengalami pengunduran. Penonton pun harus menunggu 2 tahun agar bisa melahap film ini, sampai akhirnya pada Maret 2012 film ini resmi dirilis.

The Cabin in the Woods bercerita tentang lima remaja,  Dana (Kristen Connolly), Marty (Fran Kranz), Curt (Chris Hemsworth), Jules (Anna Hutchison) dan Holden (Jesse Williams) yang sedang liburan ke sebuah pondok kayu milik sepupu Curt. Tapi liburan mereka tidaklah seperti yang diharapkan, segerombolan makhluk misterius siap membunuh mereka satu per satu. Namun sebenarnya kematian mereka diatur sedemikian rupa oleh tim khusus untuk dijadikan ritual persembahan kepada para dewa.

Pada paruh pertamanya The Cabin in the Woods mungkin terlihat sangat klise dan mungkin mudah untuk ditebak. Kisah sekelompok remaja yang dibunuh satu persatu, mungkin sudah sering anda temukan di beberapa film horror sejenis. Tapi tunggu sampai anda benar-benar tahu, apa maksud sebenarnya dari film ini. But, you think you know the story. Disaat maksud sebenarnya dari film ini sudah nampak, segala hal yang menurut anda predictable menjadi unpredictable.

August 25, 2012

Kahaani (2012)


Jujur sebenarnya saya bukan tipikal orang yang menyukai film-film India. Kenapa? Karena film-film India itu banyak sekali menyimpan hal-hal yang tidak logis dan mengganggu saya. Contohnya seperti di beberapa film India yang pernah saya tonton ditengah-tengah adegannya yang tiba-tiba nyanyi-nyanyi gak jelas, tiba-tiba joget satu kampung. Saya pernah berusaha untuk menonton beberapa film India di televisi nasional dan entah kenapa saya tidak pernah menonton filmnya sampai selesai. Dan akhirnya  cuma ada 5 film India yang saya tonton sampai selesai, sisanya tidak. Kelima film itu adalah 3 Idiots, My Name is Khan, Ra One, Taare Zameen Par dan film yang akan saya review kali ini Kahaani. Dan harus saya akui kelima film itu sangat bagus.

Kahaani berkisah tentang seorang wanita yang tengah hamil tua bernama Vidya Bagchi (Vidya Balan) datang ke London, Inggris ke Kalkota, India sendirian. Dia datang ke kota itu dengan tujuan untuk mencari suaminya yang mendadak menghilang saat tengah menjalankan bisnis di Kolkata. Dia dibantu oleh seorang anggota kepolisian setempat bernama Satyaki Rana Sinha (Parambrata Chatterjee) untuk mencari suaminya. Dan disaat usaha pencarian suaminya itu ternyata nihil dan justru dia harus memecahkan misteri-misteri yang ia lalui selama mencari suaminya itu.

Tipikal cerita yang sangat orisinil menurut saya apalagi untuk ukuran film thriller India meskipun sedikit berbau aroma ala Hollywood. Tapi yang pasti anda akan disuruh menebak setiap teka-teki yang dihadirkan dan anda pasti tidak menyangka apa yang terjadi diakhir filmnya. Berterimakasihlah kepada sutradaranya (Sujoy Ghosh) yang sudah membuat jalan cerita sampai twist ending cerdas yang terlihat telah dipikirkan dengan sangat matang. Bagaimana dia bisa mengemas jalan ceritanya secara apik dan rapi. Selama dua jam lebih anda akan dibawa Kahaani mengikuti setiap petualangan Vidya disudut kota Kolkata menebak-nebak apa yang terjadi, dan dorrr!, tebakan anda salah. Keberhasilan twistnya itu pun tidak lepas dari akting si pemeran utamanya yang sangat natural dan meyakinkan, Vidya Balan tampil sangat memukau. Bagaimana dia bisa menjadi seorang wanita yang hamil tua dengan segala gerak-gerik dan ekspresi mukanya yang tampak sangat meyakinkan.

August 23, 2012

700 Days of Battle Us vs. the Police (2008)


Jika anda minta rekomendasi kesaya film yang bisa bikin ngakak, maka saya akan merekomendasikan film ini. Yaitu film dari negeri sakura 700 Days of Battle Us vs. The Police. Film ini sangat gokil, kocak, konyol, lebay, bangsad, bikin ngakak, tertawa terbahak-bahak, tersenyum menahan tawa dan bikin terharu juga.

Bicara tentang sinopsis, sebenarnya judul dari film pun ini sudah cukup untuk menggambarkan tentang highlight ceritanya. Film yang berlatar belakang tahun 1979 ini berkisah tentang segerombolan geng anak sekolahan yang diketuai oleh Mamachari (Hayato Ichihara). Mereka ingin balas dendam dan menjahili polisi (Kuranosuke Sasaki) di desa mereka. Polisi tersebut menerapkan aturan pembatasan kecepatan di salah satu jalanan yang sering dilalui orang. Sampai suatu hari salah satu anggota geng itu yaitu Saijo (Takuya Ishida) sedang mengendarai motor dengan kecepatan yang rendah di jalan turunan, dia pun akhirnya di tilang. Mendengar kejadian itu teman-temannya pun merasa tidak terima dengan perlakuan itu, akhirnya mereka pun merencanakan aksi balas dendam ke polisi itu. Nah mulai saat itulah mereka mulai beraksi dengan rencana-rencana konyol mereka.

Cerita yang sederhana tapi sangat menarik untuk diikuti. Sejak awal film ini memang sudah memancing tawa saya. Berbagai macam kelucuan ada disini, entah itu dari dialognya, atau dari kejahilan kenakalan mereka, bahkan ekspresi muka mereka yang konyol dan sangat-sangat lebay. Tentunya semua itu juga tidak lepas dari karakter-karakter yang berbeda-beda dengan kekhasannya masing-masing. Berbagai macam karakter konyol ada disini seperti pria so cool, otak mesum, kayak banci, si gendut, nerd. Semua itu juga didukung oleh suasana kota kecil retro, pakaian, radio jadul, teknologi seadanya yang semuanya terlihat sangat mendukung dan meyakinkan untuk sebuah film bersetting era 70an. Saya rasa film ini film yang layak untuk ditonton semua umur dan kalangan, meskipun untuk anak-anak perlu sedikit pengawasan.