Pages

July 27, 2012

Scott Pilgrim vs. the World (2010)

Bingung mau posting apa sebenarnya, jadi akhirnya posting tentang review film aja. Walaupun film lama, tapi biarlah. Anda boleh bilang saya basi, karena ini adalah film yang rilis tahun 2010, tapi saya baru mereviewnya sekarang tahun 2012. It’s ok, no problem. Oke cukup dengan bacotannya, sekarang lanjut ke bagian review.

Berkisah tentang Scott Pilgrim (Michael Cera), seorang bassist band Sex Bob-Omb yang nerd dan geek. Dia jatuh cinta pada seorang wanita misterius bernama Ramona Flowers (Mary Elizabeth Winstead). Untuk mendapatkan hati Ramona tidak semudah yang dipikirkan, Scott harus bertarung terlebih dahulu melawan tujuh mantan-mantan pacarnya Ramona yang tergabung dalam The League of Evil Exes. Jadi, apakah Scott mampu mengalahkan musuh-musuhnya? Silahkan tonton sendiri filmnya.

Dibuka dengan opening logo Universal dengan grafis dan suara 8bit-nya. Lalu berlanjut dengan pengenalan karakter-karakter yang dikemas seperti komik. Banyak sekali karakter yang ditampilkan di film ini, dengan beragam kekhasan dan keunikannya. Tapi ada dua karakter yang paling saya sukai di film ini, yaitu karakter Knives Chau (Ellen Wong) dan Wallace Wells (Kieran Culkin). Knives Chau adalah seorang wanita Chinese yang cute, nge-gemesin, yang berhasil membuat saya tersenyum bahkan tertawa, karena ekspresi dan tingkah lakunya yang lucu dan aneh. Sedangkan Wallace Wells adalah teman sekamar Scott, dia adalah seorang gay, dia menggunakan bahasa-bahasa satir yang kadang juga membuat saya tertawa. Sedangkan pemeran utama di film ini yaitu Scott Pilgrim yang diperankan oleh Michael Cera juga terlihat sangat meyakinkan sebagai seorang pria lugu, mengingat sebelumnya dia juga memang sudah sering memerankan karakter seperti itu, seperti di film-film terdahulunya Superbad, Juno dan Nick and Norah's Infinite Playlist. Bukanlah hal yang sulit bagi Cera.

July 21, 2012

The Dark Knight Rises (2012)


20 Juli 2012, hari itu pertama kalinya saya nonton film secara premiere di bioskop. Datang ke bioskop dengan ekspektasi yang tinggi dan tanpa harus mengantri panjang-panjang, masuk bioskop dengan santainya. Kenapa? Karena saya sudah pesan tiketnya dengan teman saya jauh-jauh hari. Oke, cukup dengan cerita bullshitnya, sekarang lanjut dengan bagian reviewnya.

The Dark Knight Rises yang katanya adalah seri terakhir dari trilogi Batman versi Nolan. Setelah 4 tahun yang lalu kemunculan The Dark Knight yang telah merubah pandangan orang terhadap film superhero ke taraf yang lebih tinggi. Sebagai salah satu most anticipated movie of the year, apakah The Dark Knight Rises akan menyamai atau bahkan melampaui kesuksesan film pendahulunya?

Delapan tahun setelah peristiwa memilukan, dimana Batman dituduh menjadi orang yang bertanggung jawab atas kematian Harvey Dent, kini Gotham damai. Bruce Wayne (Christian Bale) sudah pensiun dari tugasnya menjadi Batman, semangat hidupnya hilang, ia tidak bisa meneruskan hidup setelah kematian Rachel (Maggie Gyllenhaal). Kini ia hidup penuh dengan rasa sakit, hanya ditemani Alfred (Michael Caine). Tapi bukan hanya Bruce Wayne yang menderita karena masa lalu yang kelam, seorang tentara bayaran bernama Bane (Tom Hardy) muncul untuk meneror Gotham dengan pasukannya yang terlatih. Dia datang untuk menuntaskan pekerjaan gurunya yang dahulu dibunuh oleh Batman, Ra’s Al Ghul (Liam Neeson). Maka Bruce Wayne kembali menjadi Batman untuk terakhir kalinya, dia dibantu Selina Kyle (Anne Hathaway) dan seorang polisi amatir anak buah Jim Gordon (Gary Oldman), John Blake (Joseph Gordon-Levitt).

July 20, 2012

You Are the Apple of My Eye (2011)


Beberapa bulan yang lalu, Mei 2012 tepatnya. Saat itu, saya ingat sekali disaat stok film barat saya sudah mulai menipis dan sudah mulai bosan melihat akting-akting orang bule. Saat itulah saya mulai mencari film-film Asia, seperti Thailand, Jepang, Korea. Disaat saya browsing tentang rekomendasi film asia, saya melihat sebuah judul film yang menarik hati saya, yaitu You Are the Apple of My Eye, sebuah film dari negeri Taiwan. Saya baca review-nya dan ternyata bagus, tanpa pikir panjang lagi, saya langsung mencari film ini. Dan bisa dibilang film ini adalah film Taiwan pertama yang saya tonton.

Berkisah tentang seorang anak yang pemalas, Ko Ching-Teng (Ko Chen-Tung). Ching-Teng mempunyai empat teman dekat yang semuanya menyukai Shen Chia-Yi (Michelle Chen), perempuan paling cantik dan pintar di kelas. Hanya Ching-Teng lah yang tidak menyukai Chia-Yi. Tapi justru kemalasan dan kebadungan Ching-Teng lah yang membuat Chia-Yi terpikat. Perlahan tapi pasti mereka pun mulai berteman dan berujung pada cinta. Lantas bagaimana hubungan keduanya? Dan bagaimana nasib empat teman Ching-Teng yang juga menyukai Chia-Yi? Silahkan tonton sendiri filmnya.

Film ini adalah sebuah film semi-autobiografi yang diangkat dari kisah nyata remaja Giddens Ko, lalu dijadikannya sebuah novel hingga dia jadikan sebuah film. Sebuah film yang berkisah tentang kehidupan masa SMA klise, persahabatan, menyukai teman sekelas, ujian yang menyebalkan, guru yang galak. Sangat familiar bukan. Film ini bukan film tentang kisah percintaan basi begitu saja. Film ini juga terdapat aroma komedi yang cukup kental terasa. Berbagai macam kebodahan dan kekonyolan masa SMA di film ini, sukses untuk membuat anda tertawa. Seperti adegan masturbasi dikelas dan beberapa adegan-adegan humor ala remaja lainnya. Ada beberapa alasan kenapa saya menyukai film ini, yaitu plot cerita yang sangat realistis dan sangat akrab untuk saya, chemistry yang bagus juga berhasil dijalin dan tidak ketinggalan kecantikan Shen Chia-Yi yang sudah memikat hati saya dari awal. Selain itu film ini juga menjadi salah satu obat bagi saya, jika saya sedang kangen dengan masa SMA.

July 19, 2012

Diary of a Wimpy Kid: Rodrick Rules (2011)


Beberapa hari yang lalu saya menonton film Diary of a Wimpy Kid dan film keduanya Diary of a Wimpy Kid: Rodrick Rules di TV. Jujur, entah kenapa saya lebih menyukai film yang keduanya, yaitu Diary of a Wimpy Kid: Rodrick Rules. Akhirnya saya tertarik untuk membuat review tentang film ini.

Oke, bagi anda yang bingung atau ga tau film ini, film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama. Berkisah tentang Greg (Zachary Gordon) seorang anak kelas 7 yang tidak pernah akur dengan kakaknya, Rodrick (Devon Bostick). Rodrick selalu menjahili adiknya, pertengkaran demi pertengkaran pun tak terelakan. Hingga pada akhirnya ibu dan ayah mereka memberikan hukuman meninggalkan mereka berdua dirumah supaya lebih akur. Alih-alih tambah akur, kejahilan sang kakak pun semakin menjadi. Sampai pada akhirnya sebuah masalah terjadi dirumah mereka. Tapi justru masalah itulah yang membuat mereka semakin dekat dan akur. Oke cukup, sepertinya saya tidak akan menceritakannya lebih mendalam lagi, anda bisa tonton sendiri filmnya.

Berbeda dengan film pertamanya yang lebih menceritakan persahabatan antara Greg dan Rowley sahabatnya, di film keduanya ini lebih menceritakan hubungan kakak-adik antara Greg dan Rodrick. Satu yang saya suka dari Diary of Wimpy Kid, yaitu karakter-karakter yang beragam dan unik. Greg yang tengil dan sok keren, serta temannya-temannya, Rowley (Robert Capron) dengan jiwa yang kekanakannya. Fregley (Grayson Russell) si anak aneh dengan tingkat keanehan tingkat tingginya. Chirag (Karan Brar) si anak India. Juga keluarganya, sang kakak Rodrick yang selalu menyiksa dan menjahili dia. Ibu dan ayahnya, Susan (Rachel Harris) dan Frank (Steve Zahn) mereka tegas tapi konyol. Dan adiknya, Manny (Connor and Own Fielding) yang lugu tapi terlihat jahat. Semua karakter-karakter itu sukses membuat kita tertawa terpingkal-terpingkal. Dan ciri khas dari Diary of a Wimpy Kid yang tidak pernah tertinggal adalah, yaitu pada beberapa bagian film ini akan menghadirkan adegan komikal yang mampu memancing tawa. Meski beberapa adegan komedinya ada yang terlihat sedikit klise, tapi film ini tetap sukses untuk mengocok perut kita.

July 14, 2012

Logo MAN Model Palangka Raya



3 April 2012, diadakanlah sebuah sayembara membuat logo untuk sekolah saya yaitu MAN Model Palangka Raya. Ratusan remaja kelas 12 mengikuti sayembara tersebut, dan what the fuck? pemenangnya adalah seorang remaja berbakat dari kelas XII IPA 4, yaitu Haji Abdul Karim. Siapakah dia? Itulah saya.

July 8, 2012

The Amazing Spider-Man (2012)


8 Juli 2012, untuk kedua kalinya saya menonton film di bioskop. Saya pergi bersama teman maho saya Dede. Datang jam 10 ke 21, pas datang, eh malah tutup. Kata si penjaganya sih masih ada acara kebaktian di dalam bioskop. Akhirnya kami pun harus nunggu satu setengah jam di depan pintu bioskop bersama dengan penonton lainnya, seraya berharap pintunya segera terbuka. Pukul 11.30 pun akhirnya pintunya dibuka oleh petugas. Kami dan penonton lainnya pun segera bergegas kedepan loket. Hingga pada akhirnya saya dan penonton lainnya pun bisa menonton filmnya dengan bahagia.

Oke sekarang lanjut ke sinopsis. Ceritanya berawal saat Peter Parker (Andrew Garfield) yang kehilangan orangtuanya sejak kecil, lalu ia tinggal dan dititipkan dengan paman Ben (Martin Sheen) dan bibi May (Sally Field). Lalu cerita beralih waktu Parker dewasa, dia mencoba menemukan jati dirinya dan menjadi lebih dewasa sebagai anak SMA. Kemudian Peter jatuh cinta kepada seorang siswi di sekolahnya yang bernama Gwen Stacy (Emma Stone). Dan setelah mendapatkan kekuatan supernya dari gigitan laba-laba mutan, Peter harus berhadapan dengan rekan kerja ayahnya dulu, yaitu Dr. Curtis Connors/The Lizards (Rhys Ifans) yang berubah menjadi reptil raksasa.

Reboot? Ya, sedikit menengok kebelakang, sebelumnya superhero dari Marvel juga pernah ada yang di-reboot, yaitu Hulk. Hulk (2003) vs. The Incredible Hulk (2008). Sudah jelas pemenangnya adalah The Incredible Hulk, versi reboot-nya jauh lebih incredible daripada versi awalnya. Dan sekarang, Spider-Man (2002) vs. The Amazing Spider-Man (2012), apakah versi reboot-nya akan se-amazing judulnya?

July 4, 2012

5 Film Mockumentary Horror Terbaik




Oke, buat kamu yang baru keluar dari goa, terus nanyain, “Film Mockumentary itu apa sih?”. Mockumentary adalah singkatan dari mock (pura-pura) dan documentary (dokumenter), jadi film mockumentary adalah film fiksi yang mirip dengan dokumenter. Menggunakan kamera atau handycam sebagai medianya, jadi seakan-akan penontonlah yang menjadi cameramannya.