Pages

March 9, 2014

Wadjda (2013)

Wadjda mengisahkan tentang anak perempuan tomboy berumur 11 tahun bernama Wadjda (Waad Mohammed) yang suatu hari melihat teman laki-laiknya bernama Abdullah (Abdullrahman Al-Gohani) yang sedang bermain sepeda. Dia pun ingin bermain sepeda juga lalu dia meminta kepada ibunya (Reem Abdullah) untuk membelikannya sepeda, ibunya jelas menolaknya karena di negaranya ada sebuah peraturan yang melarang perempuan untuk mengendarai sepeda. Tapi Wadjda tetap bersikukuh untuk bermain sepeda dan berusaha untuk mengumpulkan uang sendiri dari hasil berjualan gelang hand-made buatannya.

Well, banyak trivia atau fakta menarik seputar film Wadjda ini. Film ini berasal dari Arab Saudi, ya salah satu negara timur tengah yang mempunyai aturan-aturan yang ketat, bahkan disana pun tidak ada bioskop. Dan Wadjda adalah film pertama yang pengambilan gambarnya atau proses shooting-nya semuanya diambil keseluruhan di Arab Saudi. Dibutuhkan waktu selama lima tahun untuk menciptakan film ini, itu karena berbagai macam peraturan-peraturannyanya. Mulai dari minta izin proses shooting hingga masalah klasik dana. Yang akhirnya mereka pun bekerja sama dengan perusahaan produksi asal Jerman.

Film ini disutradarai oleh Haifaa Al-Mansour yang juga sekaligus menulis screenplay-nya. Haifaa Al-Mansour adalah sutradara perempuan pertama di Arab Saudi. Dia pun juga sempat mengalami kesulitan ketika proses shooting karena peraturan disana yang melarang perempuan bekerja bersama pria. Dia pun hanya bisa mengarahkan filmnya hanya melalui monitor dari dalam sebuah mobil dan melalukan interaksi dengan crew-crew-nya hanya melalui walkie-talkie. Namun rasanya semua jerih payahnya itu, semua perjuangannya itu tidak seberapa. Karena semua itu terbayarkan dengan banyaknya respon positif dan penghargaan-penghargaan yang didapatkan dari film Wadjda. Sayangnya Wadjda yang sebagai submission pertama dari Arab Saudi ini gagal masuk top 5 untuk Best Foreign Language Film di ajang Oscars tahun ini.

Dari segi naskah cerita, Wadjda sebenarnya begitu sederhana dibalik tema coming-of-age yang diusungnya. Plotnya pun bisa disingkat menjadi: seorang gadis kecil yang mengumpulkan uang sendiri demi membeli sepeda. Namun dibalik ceritanya yang simple itu, Wadjda menyimpan banyak sindiran sosial yang jelas ditujukan ke negara asal film ini. Sindiran-sindiran terhadap peraturan-peraturan ketat terkait agama dan budaya mereka seperti kesetaraan gender untuk memperjuangkan hak. Contohnya seperti ketika perempuan di Arab Saudi dilarang untuk mengendarai sepeda. Ya, Haifa Al-Mansour disini seperti menyuarakan suara perempuan disana tentang apa yang selama ini diimpikan dan diinginkan. Wadjda tidaklah terlalu terlihat provokatif dibalik satir eksplisitnya. Wadjda juga punya bagian-bagian yang hangat dan lucu – ditambah ada satu sentilan sisi romansanya yang menggelikan. Dialog-dialog dan karakter di film ini terasa begitu membumi sekali. Dari segi akting Waad Mohammed sebagai pemeran utamanya tampil begitu natural, menjadikan karakternya sebagai media penyampai pesan dan sindiriannya, terlihat karakterisasinya yang berani melanggar setiap ketentuan dan peraturan di negaranya.

Secara keseluruhan Wadjda adalah sebuah film yang bagus. Debut layar lebar pertama dari seorang perempuan bernama Haifaa Al-Mansour yang juga film pertama dari Arab Saudi ini berhasil menghadirkan sebiah kisah sederhana yang begitu hangat dan membumi juga inspiratif yang mana dibalik kisah sederhananya itu ada banyak sindirian sosialnya yang eksplisit terkait aturan-aturan ketat di negara timur tengah penghasil minyak itu.

4/5


2 comments: